Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Pengertian kesulitan belajar adalah keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlansung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik.
Kesulitan belajar anak ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu terjamin keberhasilan dalam belajar.
Karena itu dalam rangkan memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.
Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu sebagai berikut :
1. Faktor intern
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri yang meliputi Faktor fisiologi dan faktor psikologi.
2. Faktor Ekstern
Yaitu faktor yang berasal dari luar manusia yang meliputi faktor sosial dan faktor non-sosial.
Sementara itu dalam kamus pendidikan, Smit menambahkan faktor metode mengajar dan belajar, masalah sosial dan emosional, intelek dan mental. Adapun uraian mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
# I. Faktor Intern
Faktor intern terbagi dua yaitu
1. Sebab yang bersifat fisik
– Karena Sakit
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya sehingga sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak. Lebih-lebih sakitnya lama, sarafnya akan bertambah lemah sehingga ia tidak dapat masuk sekolah beberapa hari yang mengakibatkan ia tertinggal jauh dalam pelajarannya.
– karena kurang sehat
Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang kurang semangat dan pikiran terganggu. karena hal-hal inilah maka penerimaan dan respons pelajaran kurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola, menginterpretasi dan mengorganisasi bahan pelajaran melalui indranya.
– Sebab karena cacat tubuh
Cacat tubuh dibedakan atas :
a. Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan dan gangguan psikomotor.
b. Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan dan kakinya.
Bagi golongan yang serius, maka harus masuk pendidikan khusus seperti SLB, bisu, tuli, TPAC-SROC. Bagi golongan yang ringan masih banyak mengikuti pendidikan umum, asal guru memperhatikan dan menempuh placement yang cepat.
2. Sebab-sebab kesulitan belajar karena rohani
Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Jika hal-hal diatas tidak ada pada diri anak maka belajar sulit dapat masuk. Apabila dirinci faktor rohani itu meliputi antara lain:
– Inteligensi
Anak yang IQ nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Jadi semakin tinggi IQ seseorang akan semakin cerdas pula. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental (mentally deffective). Anak inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar. Mereka itu digolongkan atas debis, embisil, dan ediot.
– Bakat
Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang yang berbakat musik mungkin dibidang lain ketinggalan. Seorang yang berbakat dibidang teknik tetapi dibidang olahraga lemah.
Orang tua yang berkecimpung dibidang kesenian, anaknya akan mudah mempelajari seni suara, tari dan lain-lain. Anak yang berbakat teknik akan mudah mempelajari dari
guru les privat matematika, fisika, konstruksi mesin. Anak yang berbakat olahraga mereka akan berkembang dibidang olahraga, lari, lompat, lempar lembing, sepak bola, volley dan lain-lain.
Jadi seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang anak harus mempelajari bahan yang lain dari bakatnya akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak suka mengganggu di kelas, berbuat gaduh, tidak mau belajar sehingga nilainya rendah.
– Minat
Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu. Dari tanda-tanda itu seorang petugas diagnosis dapat menemukan apakah sebab kesulitan belajarnya. Disebabkan karena tidak adanya minat atau oleh sebab yang lain.
– Motivasi
Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi belajar yang tinggi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasi belajarnya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
– Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh merupakan faktor adanya kesehatan mental.
Individu didalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan seperti memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan bentuk-bentuk maladjusment.
Maladjusment sebagai manifestasi dari rasa emosional mental yang kurang sehat dapat merugikan belajarnya. Misalnya, anak yang sedih akan kacau pikirannya, kecewa akan sulit mengadakan konsentrasi. Biasanya mereka melakukan kompensasi dibidang lain mungkin melakukan perbuatan-perbuatan agresif seperti kenakalan, merusak alat-alat sekolah dan sebagainya.
Keadaan seperti ini akan menimbulkan kesulitan belajar. sebab dirasa tidak mendatangkan kebahagiaan. karena itu guru/petugas diagnosis harus cepat-cepat mengetahui keadaan mental serta emosi anak didiknya. barangkali faktor ini sebagai penyebab kesulitan belajar.
– Tipe-tipe Khusus Seseorang Pelajar
Kita mengenal tipe-tipe belajar seorang anak. Ada visual, motoris dan campuran. Seorang anak bertipe visual akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik dan gambar sebaliknya anak sulit belajar dengan bahan dalam bentuk suara. Sedangkan anak bertipe auditif mudah mempelajari bahan yang disajikan dalam bentuk suara sementara pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan dan gerakan sulit ditangkap anak. Untuk individu yang bertipe motorik akan mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara dan penglihatan.
# II. Faktor Orang Tua
a. Faktor keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Adapaun faktor keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain:
1. Faktor orang tua
Terdiri dari cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak serta Contoh/bimbingan dari orang tua.
2. Suasan Rumah/Keluarga
Suasana keluarga yang gaduh/ramai dan tegang tidak mungkin membuat andak dapat belajar dengan baik karena akan membuat konsentrasinya terganggu sehingga sulit untuk belajar. Untuk itu hendaknya suasana di rumah selalu dibuat menyenangkan, tentram, damai, harmonis agar anak betah tinggal di rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.
3. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi digolongkan ke dalam:
Ekonomi yang kurang/miskin sehingga tidak mempunyai tempat belajar yang baik, alat-alat belajar kurang dan kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua.
Ekonomi yang berlebihan (kaya), keadaan ini sebaliknya membuat mereka akan menjadi segan belajar karena anak terlalu banyak bersenang-senang. Mungkin juga ia dimanjakan oleh orang tuanya, orang tua tidak tahan melihat anaknya belajar dengan bersusah payah. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar anak.
b. Faktor Sekolah
Beberapa faktor disekolah yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain:
1. Guru
Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar anak/siswa apabila guru tidak kualified, hubungan guru dengan murid kurang baik, guru-guru menuntut standar pelajaran diatas kemampuan anak, Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar, dan metode belajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar anak.
2. Faktor Alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama pelajaran yang bersifat pratikum. Kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar. Ketiadaan alat membuat guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar.
3. Kondisi Gedung
Kondisi gedung terutama ruang kelas tempat belajar anak yang dekat keramaian, lantai basah, ruangan gelap, dan ruangan yang sempit akan membuat situasi belajar kurang baik. Anak-anak selalu gaduh sehingga memungkinkan pelajaran terhambat.
4 Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik misalnya:
– Bahan-bahannya terllu tinggi.
– Pembagian bahan tidak seimbang (kelas 1 banyak pelajaran dan kelas-kelas diatasnya sedikit pelajaran).
– Adanya pendataan materi.
Hal-hal diatas akan membawa kesulitan belajar bagi siswa. Sebaliknya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak akan membawa kesuksesan dalam belajar.
5. Waktu Sekolah dan Disiplin Kurang
Waktu dan disiplin yang kurang juga dapat menimbulkan kesulitan anak dalam belajar. Waktu yang baik untuk belajar adalah dipagi hari, namun tak jarang sekolah yang masuk siang, sore atau bahkan malam hari. Disamping itu pelaksanaan disiplin yang kurang akan membuat pelajaran mengalami banyak hambatan, lebih-lebih bila gurunya kurang disiplin apalagi.
c. Faktor Mass Media dan Lingkungan Sekolah
– Faktor mass media meliputi TV, Bioskop, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu akan menghambat belajar apabila anak terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu. hingga lupa akan tugas belajarnya.
– Lingkungan sosial
Ada beberapa hal dalam lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar anak seperti teman bergaul, lingkungan tetangga dan Aktivitas dalam Masyarakat.
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab kesulitan belajar itu karena :
- Sebab-sebab Individual artinya tidak ada dua orang yang mengalami kesulitan itu sama persis penyebabnya, walaupun kesulitannya sama.
- Sebab-sebab yang kompleks, artinya seseorang mengalami kesulitan belajar karena sebabnya bermacam-macam.
Dari uraian diatas maka dapat disimpukan pengertian kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai dengan hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas murid yang mengalami kesulitan belajar itu memiliki hambatan-hambatan sehingga menampakan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain (
guru les privat ke rumah, pembimbing). Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar sebagai berikut :
- Menunjukan prestasi yang rendah/di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.
- Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Meski Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.
- Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam semua hal. misalnya dalam mengerjakan soal-soal dan dalam menyelesaikan tugas-tugas.
- Menunjukan sikap yang kurang wajar, seperti cauh tak acuh, berpura-pura, dusta dan lain-lain.
- Menunjukan tingkah laku yang berlainan, misalnya mudah tersinggung, murung, pemarah, cemberut, bingung, selalu sedih dan kurang gembira.
Itulah uraian mengenai pengertian kesulitan belajar dan faktor-faktor penyebab kesulitas belajar siswa/anak didik yang kami rangkum dari buku psikologi belajar karangan Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, cet, ke 3 tahun 2013.